Sabtu, 17 Agustus 2013

Bahaya Paraben... Sudahkah Kosmetik Kita Terhindar dari Paraben?

Mengapa harus membahas Paraben? Apa sih Paraben itu? Digunakan  sebagai apa sajakah Paraben  itu? Mengapa kita harus menghindari Paraben? Apa bahaya Paraben bagi tubuh? Mengapa Paraben  tetap digunakan? Apa saja zat pengganti Paraben  yang efeknya jauh lebih aman?
Baiklah, mari kita jawab satu-satu  pertanyaan diatas.

Note ini dibuat atas keprihatinan mendalam pada kosmetik produksi Indonesia. Sejujurnya saya pernah kecewa sekali dengan salah satu produk kosmetika saya yang ternyata mengandung merkuri. Efeknya tidak terlalu memutihkan seperti tembok yang disemprot dengan cat Dulux, tapi kosmetik tsb telah cukup memperindah wajah saya dengan menghilangkan komedo dan bintik hitam saya serta membuat wajah saya tampak lebih segar. Maklum bekerja di kawasan yg penuh dgn polutan telah banyak menyumbangkan  penampakan  negatif di wajah saya. Yang membuat saya semakin kesal adalah  bahwa krim tsb mempromosikan diri sebagai krim herba yg aman dan bebas efek samping (bodohnya saya, mana ada produk yg bebas efek samping). Setelah kecewa dengan krim tsb saya pun berkelana mencari krim-krim perawatan wajah yang jauh lebih aman dan cocok di kulit. Termasuk suami saya pun  ikut repot menjadi tim penyeleksi. Terimakasih aysay :)

Ternyata produk perawatan wajah dan tubuh terbilang aman bukan hanya karena tidak mengandung merkuri dan hidrokuinon. Tapi yang selama ini luput dari sebagian besar pemberitaan adalah PARABEN. Padahal boleh dibilang lebih dari 70% produk kosmetika Indonesia mengandung Paraben. Paraben juga terdapat  pada obat-obat  topikal (obat luar) tertentu. Bahkan pada brand-brand ternama ternyata juga mengandung Paraben (saya juga kaget) juga pada produk kosmetika yang melabelkan dirinya kosmetika herba dan bebas efek samping ternyata juga mengandung Paraben.

Bila kosmetika teman-teman tidak mencantumkan  kata paraben, belum tentu kosmetik tsb benar-benar tidak mengandung Paraben. Karena sebagian  produsen memang enggan mencantumkan zat tambahan pada produk mereka.

Untuk informasi saja, penggunaan Paraben di Indonesia tidak  dilarang. Jadi kalau teman-teman mengalami kanker? Itu  urusan anda. Kita sangat mengenal karakter bangsa ini. Bagi produsennya buat apa mikirin efek samping, yang pentingkan murah dan menguntungkan. Konsumennya pun sebelas dua belas..Ngapain mikir efek samping selama produk kosmetik itu membuatnya cantik. Who care?
Efek samping Paraben dianggap terlalu remeh  temeh dibandingkan  merkuri dan hidrokuinon. Padahal bila Paraben  terakumulasi dalam tubuh secara terus menerus. Apa yang  terjadi 10-20 tahun lagi? Ya,bisa disimak dari tulisan saya ini.

Paraben, secara kimia merupakan esters dari p-hydroxybenzoic acid. Paraben  terdiri dari tiga jenis, yaitu; methylparaben, butylparaben, ethylparaben, benzylparaben, isobutylparaben dan propylparaben. Paraben  juga dijual dengan  nama kosmetik yang berbeda, termasuk Germaben II dan Minyak LiquiPar. Berdasarkan  penelitian (googling sendiri ya) paraben yang paling berbahaya adalah ethylparaben.
Paraben  pada industri obat dan kosmetika sering digunakan sebagai BAHAN PENGAWET  pada campuran  losion atau  krim wajah, pelembab tubuh, sabun, sampo, pasta gigi dan deodoran.
Beralih pada jawaban selanjutnya. Berikut ini adalah efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan  Paraben.

1. Tingkat estrogen tinggi
Paraben dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah. Kadar estrogen melonjak saat paraben merembes melalui kulit. Tubuh menyerap paraben dan menganggapnya seperti estrogen, meskipun sebenarnya zat ini merupakan bahan buatan.
Tingkat estrogen tinggi berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kista ovarium, kembung, serta perubahan suasana hati atau depresi.

2. Kanker payudara
Tingginya kadar estrogen selama jangka waktu  yang panjang karena pemakaian paraben, ternyata dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Reading menemukan bahwa paraben terkadang ditemukan pada penderita kanker payudara setelah tumor diangkat.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan produk yang mengandung paraben bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

3. Kenaikan berat badan
Paraben bisa memicu kenaikan berat badan dalam jangka panjang.
Kenaikan berat  badan  ini mungkin juga disumbang oleh faktor lain, alih-alih faktor tunggal.
Sebagai contoh, paraben mungkin membuat kelenjar tiroid bermasalah  yang kemudian  mengakibatkan kenaikan berat badan.Tingkat estrogen yang tinggi akibat paraben juga bisa memicu  kenaikan berat badan.

4. Pengaruh negatif pada kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi dapat secara negatif dipengaruhi oleh paraben.
Pada mamalia jantan, peningkatan  paparan  paraben dalam tubuh dapat berakibat pada penurunan  kadar  testosteron yang dapat menurunkan kemampuan reproduksi dan mengakibatkan infertilitas.
Sebagai bahan pengawet, Paraben berguna untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam waktu yang  lama, sehingga masa kadaluarsa krim atau losion yang mengandung Paraben  menjadi panjang, selain  itu harga Paraben pun  terbilang murah  jadi  jangan heran kalau Paraben menjadi primadona di industri kosmetika dan obat-obat  topikal.

Melihat efek samping yang ditimbulkan oleh Paraben, maka kosmetika dan obat-obat topikal dari  Eropa dan Amerika sudah  jarang yang  menggunakan Paraben (Mungkin kand -besarrena konsumen dari negara-negara tsb telah cerdas dan kritis dalam segala hal, atau mungkin juga produsen dari negara tsb sudah lebih bertanggung jawab). Negara-negara di Asia yang gencar mempromosikan kosmetika bebas paraben adalah  Jepang dan Korea. Sebagaimana diketahui dua negara ini termasuk ketat dalam pengawasan produk bahan makanan dan kosmetika.
Bagaimana dengan negara kita? Salah seorang teman yang bekerja di BPOM mengaku bahwa BPOM saat ini sudah cukup kualahan dengan maraknya produksi kosmetika rumahan. Karena itu dibuatlah peraturan bahwa kosmetika yag beredar tidak terkecuali kosmetika dari dokter kulit dan klinik-klinik perawatan haruslah di buat di lab atau pabrik yang memenuhi standar  Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik. Meski begitu toh tetap saja ada yang melanggar, tentusaja didasarkan atas urusan kantong. Membuat kosmetika sendiri tanpa memenuhi standar tentu lebih menguntungkan. Jujur saja praktisi kesehatan di Indonesia pun masih awam dengan Paraben. Yang mereka tahu Cuma campur-campur, hasil fisiknya bagus, efek dalam waktu dekat bagus lalu terima uang. Tidak memikirkan efek samping dari zat-zat yang mereka campurkan pada kosmetika produksi mereka. Ditambah lagi dengan konsumen yang kurang educated dan cuek terhadap kesehatan dirinya. JAdilah suatu kesatuan yang saling 'menguntungkan'.
Seperti percakapan saya dengan si mba SPG di ITC Cempaka Mas sbb:
”Mba, kok mukanya putih banget?” “iya saya pake ini mba *produk kosmetik yg sdh dinyatakan terlarang oleh BPOM* ini khan mengandung merkuri?” “ngga papa lah kak, pacar saya suka siy,hehehe” (?????)
Konsumen model begini, mana melek ttg paraben.
Just info, periksalah tone kulit wajah  anda, bila warna kulit wajah anda jauh lebih terang dari punggung tangan anda, atau apabila anda berjilbab,tapi warna kulit wajah anda sama atau  bahkan lebih putih dari leher anda, maka anda patut curiga dengan kosmetika wajah anda. Pasti pada produk kosmetika tsb mengandung merkuri atau setidaknya hidrokuinon. Penggunaan hidrokuinon dibolehkan asal dengan pengawasan dokter, itupun tidak boleh untuk jangka waktu lama. Bila anda tidak memperhatikan warning ini, maka mana mungkin anda memperhatikan efek paraben, heuheu...ngga apa-apa juga siy,urusan kesehatan kan urusan anda (begitu kata produsen kosmetika).
Paraben dengan segala efek sampingnya yang merugikan tentu saja dapat digantikan oleh zat lain yang mempunyai khasiat sama tetapi lebih aman, yaitu:

1. Sodium Hydroxymethylglycinate
Substansi ini dibuat dari glisin atau asam amino yang  sering digunakan sebagai suplemen diet dan antasida perut.
Bertindak sebagai pemberi perlindungan terhadap jamur dan bakteri, sodium hydroxymethylglycinate bekerja pada setiap tingkatan pH dalam kondisi asam.
Dalam berbagai tes, sodium hydroxymethylglycinate telah menunjukkan sifat non toksik, tidak mengiritasi, serta tidak menimbulkan kerusakan DNA.
Semua faktor tersebut membuat zat ini menjadi alternatif yang aman sebagai pengganti paraben untuk pengawet kosmetik.

2. Pengawet Alami
Banyak perusahaan kosmetik sedang mendalami penggunaan pengawet alami seperti minyak esensial dan vitamin untuk menggantikan paraben.
Tidak hanya pengawet alami efektif menangkal bakteri tetapi juga sejalan dengan tema ‘kembali ke alam’ yang banyak dipromosikan oleh perusahaan kosmetik.
Beberapa vitamin dan minyak esensial, termasuk vitamin E, minyak pohon teh, dan ekstrak biji anggur, merupakan contoh beberapa bahan alami yang dapat digunakan untuk menangkal bakteri.
Minyak esensial dan vitamin bisa dipasangkan sebagai pengawet,  membuat berbagai produk menjadi  tahan lama.
Salah satu kelemahan pengawet alami bila dibandingkan dengan paraben adalah bahwa pengawet alami harus digunakan dalam konsentrasi tinggi untuk menunjukkan efek yang maksimal.
Kelemahannya, dosis tinggi pengawet alami dapat mengakibatkan  iritasi kulit.

3. Asam Organik
Asam organik semakin populer digunakan sebagai pengganti paraben untuk mengawetkan produk kosmetik.
Asam organik terdiri dari asam dan garam alami. Substansi ini merupakan agen penghambat pertumbuhan jamur yang kuat dan bisa diterapkan pada kosmetik cair seperti makeup dan produk perawatan rambut.
Sebuah studi menemukan bahwa ketika dipasangkan dengan bahan pengawet lainnya, asam-asam organik dapat secara efektif menjaga keawetan kosmetik dari bakteri.
Demikianlah semoga tulisan  ini berguna J
(Copas dari berbagai sumber)

Saturday, July 7, 2012

9 komentar:

Ikke P SeptyArin mengatakan...

bisa tolong dicantumkan sumbernya? saya butuh untuk kepentingan penelitian. terimakasih

Unknown mengatakan...

teriamakasih banyak infonya, sangat membantu sekali...

http://www.tokoobatku.com/obat-tekanan-darah-tinggi-herbal/

Yayan myr mengatakan...

Wah, membantu banget, skincare ku mengandung ethylparaben, lg bikin review nya, ternyata ethylparaben yg paling bahaya...hiks

Http://Waktuhujansore.blogspot.co.id

Unknown mengatakan...

http://www.paulaschoice.com/expert-advice/myths/_/parabens-are-they-really-a-problem#avoid

Unknown mengatakan...

Sebaiknya kalau mencari referensi atau bahan bacaan tentang pengetahuan cari yang postingan baru dan lihat tahun postingannya karena tiap tahun ilmu pengetahuan selalu diperbarui dgn penelitian" yg lbh akurat 😃

Unknown mengatakan...

Skin care aku ad metylparaben nya dan baru nyadar 😭

Unknown mengatakan...

Body lotion ku mengandung methylparaben ethylparaben butylparaben dan propylparaben 😲 itu kalau body lotion gpp kan? Atau bagaimana ya?

Unknown mengatakan...

Krim nata***ku juga ada ethylparaben n butylparaben. Pdhl skincare merk ternama.

Saphira Leonita mengatakan...

femaledaily.com/blog/2016/01/13/paraben-dalam-kosmetik-betulkah-berbahaya/amp/
Coba dibaca.

Posting Komentar