Sabtu, 17 Agustus 2013

Cerita curhat untuk yang sudah menikah "Kisah-kisah untuk kita"

Awal 2008

Aku memang termasuk pengajar baru (saat itu belum satu tahun aku mengajar di bimbingan belajar),tetapi banyak pelajaran yang sudah aku ambil dari tempat ini. Pengalaman berdiri di depan kelas, dimana hampir setiap anak berbicara sendiri dan berkejar-kejaran. Pengalaman dicaci maki oleh seorang murid lewat angket, pengalaman diciumi tangannya (bukankah sebelumnya cuma anakku yang sudi mencium tanganku?) dan lebih banyak lagi pengalaman yang indah-indah yang tidak cukup untuk diuraiakan.
Aku tidak tahu mengapa dalam sebulan terakhir ini perilaku Genta (sebut saja begitu) salah seorang muridku, kelas 7 SMP, menjadi berubah 100 derajad (tidak sampai seratus delapan puluh derajat lho). Genta yang aku kenal adalah anak yang baik, cerdas, sopan, jenaka dan penurut. Biasanya, saat aku mengajar, maka genta akan mendengarkanku dengan antusias, dan saat aku berikan soal latihan, ia akan dengan senang hati mengerjakannya.

Tapi itu dulu,kini, sebulan terakhir, perilaku Genta benar-benar menguji kesabaranku. Ada saja perilakunya yang menyedot perhatianku dan teman-temannya. Seperti saat ini, saat aku sedang serius mengajar, dia yang datang terlambat, tiba-tiba saja dia bernyanyi sekeras-kerasnya, seolah menantangku, bukan itu saja, saat yang seharusnya serius pun dia dengan sengaja membuat kegaduhan, sehingga konsentrasi kami menjadi hilang. Menurut teman-temannya bukan di sini saja Genta berlaku demikian, tapi di sekolah juga seperti itu. Ah aneh sekali.

Saat istirahat, aku dekati Genta, khawatir ada perlakuan atau kata-kataku yang pernah menyinggungnya, aku pun minta maaf terlebih dahulu pada Genta, tapi bukannya memafkan aku, Genta malah menangis terisak-isak dihadapanku. "Kakak tidak pernah salah pada saya, kakak baik, saya senang kakak. Saya hanya kecewa pada orangtua saya. Mereka akan divorce kak. Padahal selama ini saya belajar.. belajar dengan rajin, berusaha jadi anak pintar, seperti yang mama papa ingin (Genta juara di SMPN 30,SMP paling fave d jakut saat ini). Tapi kenapa mereka bercerai? Saya bingung, saya akan tinggal dimana nanti? Apakaah orangtua saya akan tetap sayang pada saya? Bagaimana nanti bila mereka menikah lagi?" Sambil sesenggukan Genta mencurahkan isi hatinya. Aku terpana, aku tidak menyangka Genta akan menjawab demikian."Ah Genta, belajarlah untuk Allah dan untuk masa depan kamu, bukan untuk yang lain, karena suatu saat nanti kamu toh akan hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain. Tentu saja orang tua kamu sayang pada kamu. Hanya saja mereka belum dapat menjelaskan itu sekarang. Kamu sabar ya..Allah akan bersama orang yang sabar" kataku beberapa saat kemudian, setelah aku berhasil menguasai hatiku.
Beberapa minggu setelah peristiwa itu, aku tak pernah lagi melihat Genta. Mudah-mudahan dia baik-baik saja.

Maret 2008

Tidak seperti biasa suasana di sekolah anakku menjadi tegang hari ini. Bapak dan Ibu guru berkumpul di kelas, kasak-kusuk, yang aku tidak tahu persis bunyinya.
"Bu Nissya, ibunya Theana menelpon kami tadi. Bu Nissya baru bercerai dengan suaminya, dia minta agar Theana 'diamankan', kami tidak boleh memberikan Theana pada Bapaknya, yang mungkin akan menjemputnya nanti. Theana cuma boleh sama ibunya. Ah kami jadi bingung, masa bapaknya sendiri tidak boleh menjemput". Kata salah seorang ibu guru setelah aku berusaha minta penjelasan darinya. Kasihan Theana, bila Bapak dan Ibu Guru saja bingung, apalagi Theana.

Mei 2008

Bani memang anak yang suka membuat onar. Hampir semua pengajar lokasi kami tahu itu. Baru kelas 9 SMP saja catatan buruknya sudah segunung. Kali ini Bani diintrogasi lagi oleh pihak Bimbel. Tidak seperti kenakalannya yang terdahulu, kesalahan Bani kali ini dianggap sangat fatal. Bagaimana tidak kesal, tembok kelasnya yang baru saja di cat, ia coret-coret kembali dengan kata-kata kasar. Semua kesal dengan Bani. Semua tidak habis pikir. Tapi perasaanku datar saja kepadanya. Aku mengamati Bani dengan seksama. Seperti ada yang aneh dengan anak ini. Tiba saatnya diintrogasi, Bani menangis sambil mengepalkan tangannya. "Maafkan saya, Pak. Saya kesal dengan orangtua saya, mereka sedang dalam proses perceraian. Saya benci mereka. saya sedih dengan ini semua, apalgi bila melihat adik-adik saya, tapi saya tidak tahu harus berbuat apa untuk mereka. Papa dan mama egois!" Kata Bani penuh emosi, setelah beberapa saat terdiam. YA, sekarang aku tahu jawabannya. Aku hanya kasihan pada dia.

Juli 2008

"Assalamu 'alaikum, Bu" Suara Pemilik Sarana Apotekku menyapaku lewat telpon. Ada apa pagi-pagi begini beliau menelpon. Pasti ada hal penting, yang lebih penting dari semacam keharusan membuat NPWP begitu(karena wktu disuruh membuat NPWP hanya lewat SMS saja), nah sekarang apalagi,pikirku."Wa alaikum salam, Pak, ada apa ya?"Kataku to the point."Kemaren ada kasus, Bu. Ada anak remaja melakukan percobaan bunuh diri pakai obat-obatan yang dia beli dari apotek kita. Sebenarnya obatnya tidak bahaya kok Bu, hanya obat-obat keras yang sudah ada izin edarnya(sambil menyebut merk dagang) saja. Tapi dia sengaja meminumnya dalam jumlah yang besar. Kemaren Polisi ingin bertemu Ibu, tapi karena Ibu tidak di tempat, jadi ke saya. Alhamdulillah, masalah sudah selesai. Ibu tidak usah khawatir. Polisi sudah paham kok". Aku sedikit kaget dibuatnya, lalu kemudian "Memangnya ada apa, Pak, kenapa anak itu mau bunuh diri?". aku dibuat penasaran. "Karena orangtuanya baru bercerai,Bu, dan entah masalah apalagi,mungkin permasalahn remajalah". Hah,lagi-lagi bercerai.

Agustus 2008

Karina adalah teman dekatku, beberapa tahun terakhir ini, kami memamng sangat akrab. Aku menganguminya karena dia cantik, mandiri, ambisius, pintar dan berkarakter. Dia tidak ragu untuk melawan arus. Sementara mungkin baginya aku cuma seorang good listener. Jujur saja, hidupku memang terwarnai oleh kehadiran Karina. Bekerja di perusahaan multinasional yang ternama membuat dia semakin bersinar, apalagi sesekali dia ikut workshop ke luar negeri, membuat aku betah berlama-lama mendengar ceritanya. Tapi cerita Karina kali ini cukup menohokku.
"Kami sedang mengurus perceraian, mudah-mudahan akhir bulan ini kelar, aku sudah capek" Katanya santai, di siang yang sangat panas di suatu restoran cepat saji.
Aku diam. Bahkan orang secantik Karina dan seganteng Ardi, ditambah dengan kelucuan Kayla yang baru genap 6 bulan. Tak menggoyahkan mereka untuk bercerai. Apalagi yang kurang? Karir Karina tergolong sangat mantap. Belum genap 30 tahun, ia sudah menjadi manajer di tempatnya bekerja (maklum, lulus s-1 cumlaude dari sebuah PTN dalam waktu 3,5 tahun,langsung dilanjutkan dengan kuliah s-2) dan beberapa kali ia diutus ke luar negeri. Sedangkan Ardi? ah, dia apalagi...
Rumah besar dan tingkat di pusat kota Jakarta serta dua buah mobil siap mengantar mereka bekerja. Tetap saja tidak membuat pasangan ini puas. Bila aku terkagum-kagum dengan semua yang dia punya, karina hanya berkata santai "Hey,it's just a little part of my goal"
Karina dan Ardi, selalu saja ingin mencapai puncak. Tapi, apakah si kecil Kayla,anak mereka bangga dengan semua itu??
Ah, Karina&Ardi, tidakkah kalian pandangi beningnya mata Kayla, lalu coba bertanya padanya apa keinginannya pada orangtuanya?

Awal Oktober 2008

Tidak biasanya Lisa, teman kerjaku di bimbel, datang dengan wajah lusuh. Padahal biasanya Lisa termasuk ibu muda yang periang. "aku sedih mbak dengan anak muridku di SMP". Lisa temanku ini adalah seorang sarjana psikologi lulusan UGM yang juga mengajar di SMP negri."Dia akan dikeluarkan dari sekolah, karena akan mencuri uang temanku,guru BP juga"Kata lisa sambil sesekali meneguk air putih di hadapannya. Mungkin mencoba menenangkan diri. "Dia baru pertama kali mencuri?" Tanyaku..."Tidak,ini sudah ketiga kalinya" "ya sudah, apa masalahnya?Biar saja ini jadi pelajarannya, masa mencuri kok berkali-kali"Kataku enteng.
"Tapi kasus yang lain belum ada bukti dan saksinya mbak, hanya perkiraan saja, dengan tertuduh paling kuat dia,baru kasus yang ini dia benar-benar tertangkap tangan. Masalahnya dia itu anak tidak mampu mbak,ibunya cuma bekerja sebagai petugas administrasi kantor yang dibayar perhari, dia bersama adiknya hidup sangat pas-pasan,bahkan kalau sudah tidak punya uang untuk transport ke sekolah,ya mereka tidak sekolah, mereka juga cuma makan dua kali sehari. Apalagi muridku ini sudah kelas sembilan mba, jadi beberapa bulan lagi akan UAN. Kalau dia dikeluarkan,bagaimana kelanjutan sekolahnya nanti?"Lisa menerawang jauh..
"Lis,kemana Bapaknya murid kamu itu? sudah meninggal?"Selidikku,karena dalam cerita Lisa yang sangat panjang dan sangat lebar, tidak terselip sedikit pun kata 'bapaknya'. "Ya itu lah mbak,bapaknya pelaut, pergi meninggalkan ibunya dan anak-anaknya, sampai sekarang mereka tidak pernah lagi di biayai Bapaknya, untunglah ibunya sedikit-sedikit bisa mencari uang...yaaah walau pun pas-pas an banget" "Hmmmmmh' Kok aku jadi ikut sedih ya???

Akhir Oktober 2008

Seperti biasa, aku menyempatkan diri untuk datang ke sekolah anakku, minimal dua kali dalam seminggu, untuk melihat kondisinya di sekolah, sharing tentang perkembangan dan hambatannya selama sebulan ini pada Bapak dan Ibu gurunya di sekolah. Belum sampai di kantor Ibu kepala sekolah, mataku tertumbuk pada loker milik salah seorang teman anakku, sebut saja Kenny. Hari ini loker Kenny tidak terkunci, pintunya sedikit terbuka. Tumben hari ini Kenny tidak datang pikirku. Kenny adalah anak yang sangat rajin pergi ke sekolah, sifatnya riang, sabar, rajin, penyayang dan sedikit mudah diatur. Entah kenapa, hari itu aku sangat penasaran dengan loker Kenny. Pada pintu loker itu banyak ditempeli stiker mobil, khas simbol anak laki-laki. Selain stiker, ada juga tulisan-tulisan kecil berbagai warna dan ukuran yang isinya tentang Kenny... Kenny... dan Kenny memperlihatkan bahwa Kenny begitu disayangi oleh ayah dan ibunya. Aku memandangnya dengan bahagia. Tiba-tiba diantara tulisan tsb, terselip kata "Selamat jalan Kenny, kami selalu sayang kamu". Dahiku berkerut, aku lalu bergegas ke ruang kepala sekolah. Ada apa dengan Kenny?
"Kenny anak yang baik. Perkembangannya maju pesat di sini".Kata kepala sekolah, yang juga Aku amini. Kenny memang terlihat betah dan cukup populer di TB/TK ini.
"Tapi orangtuanya dalam proses perceraian, Kenny sekarang ikut mamanya di kota lain. Beberapa bulan menjelang kepindahannya, perkembangan Kenny menurun, melambat. Saya tidak tahu kenapa, mungkin Kenny sedih dan bingung. Saya tidak tahu pasti. Tapi dimana pun Kenny berada sekarang, semoga ia bahagia". Percakapan mengenai Kenny berakhir, tapi senyum Kenny, kenangan tentang Kenny, dan apa yang terjadi pada Kenny, telah membekas dalam ingatanku. Ya, selamat jalan Kenny, kami selalu sayang kamu.

Tentang Kenny,aku menjadi sangat prihatin dibuatnya. Apalagi jika aku membayangkan Kenny. Ah, anak sekecil itu (Bukankah dia seumur anakku?) tetapi harus menanggung cobaan yang sedemikian besar. Terpisah dari mama atau papa atau adiknya (bila pengasuhannya terbagi dua) tentu saja itu bukan sesuatu yang indah dimatanya bukan?

Februari 2009

Sore yang cerah... "Bu,ada orangtua murid yang ingin bertemu, ditunggu di ruang staf ya bu"kata staf,setelah aku usai mengajar. Aku menuju tempat tsb dengan hati bertanya-tanya..."Assalamualaikum,Bu..ini guru matematikanya Fadhil(sebut saja begitu) ya?" sesosok perempuan muda dan cantik dengan ramah menyapaku. Aku menjawab salamnya sambil mengagumi wajahnya dan tentu saja masih bertanya-tanya dalam hati. "Begini,Bu. Saya tidak tahu,kenapa ya Fadhil begitu sulit belajar dan konsentrasi. Semua nilainya dari dulu sama saja. Di rumah juga kerjanya hanya maiiiin terus. RAsanya tidak ada kemajuan sama sekali..padahal dia sudah saya awaasi sekolahnya,sudah saya leskan dimana-mana. Saya juga mendampingi dia belajar setiap malam. Rasanya saya cape , Bu. saya sendirian mengasuh anak, mencari uang dan anak saya.. (perempuan itu menghirup nafas yang dalam)...anak saya tidak mau mengerti. Padahal saya selalu menasehati dia,bahkan sampai menangis...tapi tetap saja dia seperti itu. Saya mohon ya Bu,agar dia dinasehati.Ibukan pengajar sini yang paling banyak mengajar Fadhil kan? FAdhil juga sering cerita (jam Matematika yang paling banyak dibandingkan dengan jam pelajaran lain). Saya sedih Bu,saya ingin kelak dia 'jadi' orang meskipun saat ini saya harus mengasuh dia sendirian dan bapaknya...bla bla bla...(kali ini air matanya deras bercucuran)"
Ya,Fadhil,menjadi terlalu cuek dan seperti haus perhatian sejak ayahnya tidak pernah lagi pulang ke rumah (baca:bercerai). Kasihan.

 Maret 2009

Hari ini aku memang sedang perang dingin dengan suamiku. Masalah kecil saja sebenarnya, tapi malas saja untuk berdamai, masa berkali-kali harus aku dulu yang mengibarkan bendera putih, tanda menyerah. Suamiku memang orang yang paling betah untuk menjaga gengsinya mengibarkan bendera putih. Tapi tidak tahu mengapa, aku jadi kangen sekali dengan dia kali ini. Aku tidak mau hubungan dengan suamiku memburuk seperti Karina dengan Ardi atau orangtua Genta, Bani, Theana, Kenny, Fadhil dll. Aku sayang mereka. Aku sayang suami dan anakku. Jadi, tidak apalah sedikit meredam keegoisanku untuk mereka.
Tiba di rumah, ternyata suamiku sudah ada. "Ayah sudah lama sampai?" Kataku membuka percakapan. Suami hanya mesem-meseem saja. Mungkin dia pikir, alhamdulillah, akhirnya aku ditegur juga. "Kok tumben,ayah sudah ada sebelum aku pulang. Bagaimana tadi operasinya? Hari ini ada operasi apa saja? Berarti operasinya cuma sebentar dong"Berondongku. "Iya,operasinya cuma sebentar,kan THT,sebentar. Lagipula, memang tidak boleh ya kalau aku kangen kamu,hehehe"(bagi suamiku,untuk bisa berkata demikian dibutuhkan perjuangan yang keras,jadi tentu saja kalimat itu bikin aku melayang).
Wah, aku jadi malu. Ternyata suamiku punya perasaan yang sama hari ini. Aku raih tangan suamiku "Yah, bunda sedih deh, kemaren-kemaren tidaK bisa ngobrol sama ayah. Ayah mau berjanji untuk aku ngga?" Tanyaku tiba-tiba.
Yang cuma dijawab dengan anggukan oleh suamiku.
"Ayah mau berjanji padaku, bahwa kita tidak akan bercerai?" Suamiku terdiam, dari pandangannya tampak sekali bahwa ia sedang bertanya-tanya dalam hati.
Tapi akhirnya dia menjawab sambil tersenyum "Insya Allah".
Ya, Insya Allah. Manusia kan cuma bisa berencana.Keputusan adalah milik-Nya. Semoga Allah benar-benar melanggengkan kami, di dunia dan akherat...Amiin.

Diilhami dari cerita yang sebenarnya

Untuk teman-teman yang sudah menikah. Berusahalah untuk mempertahankan pernikahan. Sedih, senang ya bersama-sama. Suami dan istri saling mendukung, setiap pasangan kita pasti punya kekurangan, sebagaimana kita juga pasti memiliki banyak kekurangan di mata pasangan kita. TApi jangan pernah berniat mencari 'yang lain', karena belum tentu 'yang lain' akan lebih baik dari pasangan kita saat ini. Semoga kita termasuk yang dilanggengkan Allah.... Amiin

Saturday, May 2, 2009

0 komentar:

Posting Komentar